
Potensi tersebut dapat dilihat dari beberapa sektor pengembangan baik dari potensi perikanan dan kelautan di Laut Cina Selatan, Selat Malaka, perairan umum, budidaya kolam, tambak dan keramba.
"Kita melihat potensi pengembangan dari sektor perikanan masih cukup besar untuk dikembangkan," ujar Irwan, Senin (31/1/2011).
Potensi biota di laut cina selatan mencapai 361.430 ton, sedangkan pemanfaatannya baru 211.732 ton atau baru 58,8 persen.
Untuk beberapa potensi, pemanfaatannya sudah melampaui batas atau over fishing seperti di Selat Malaka dan di perairan umum.
Untuk potensi pengembangan di Selat Malaka senilai 84.928 ton. Namun pemanfaatannya mencapai 84.994 ton atau senilai 100,07 persen.
Begitu juga di perairan umum. Dimana potensi pengembangannya senilai 14.232 ton, namun pemanfaatannya melebihi potensi tersebut, yakni 14.354,9 atau 100,01 persen.
"Dengan kondisi ini ikan dan biota perairan yang masih tergolong kecil dan tahap pembesaran juga tereksploitasi oleh nelayan. Jika ini terus berlarut-larut akan berdampak negatif berupa penurunan potensi dari sektor perikanan dan kelautan di Riau," katanya.
Dia juga menjelaskan potensi sektor perikanan tidak hanya berada di sektor kelauatan tetapi juga di perikanan darat.
Hal ini terlihat dari potensi budidaya kolam yang mencapai 14.000 ton, sementara pemanfaatnnya hanya 2.403,58 atau baru 17,17 persen.
"Begitu juga di potensi pengembangan tambak dan kerambah yang pemanfaatannya masih dibawah 10 persen," katanya.
Beberapa poin inilah menurutnya merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung PAD untuk pemerintah Provinsi Riau.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar