- Selain mengecek keberadaan 15 tahanan di penjara Cipinang, Jakarta Timur, pada Ahad (6/2), Satuan Tugas Antimafia Hukum juga menyempatkan diri melihat tahanan lainnya. "Kami melihat beberapa tahanan lain, seperti Wijanarko Puspoyo, Asnun Jafar, Wiliardi Wizar, serta Nelu. Semuanya ada," kata Sekretaris Satgas Denny Indrayana usai sidak.
Menurut Denny, saat di sidak umumnya tahanan-tahanan tersebut sudah tidur. Maklum, sidak dilakukan pada Ahad dinihari sekitar pukul 02.00 WIB. Selain Denny, ikut pula dalam sidak tersebut anggota Satgas Mas Ahmad Santosa.
Sebenarnya sidak ditujukan pada 15 tahanan yang keluar tahanan. Sidak itu dilakukan setelah Satgas menerima laporan dari masyarakat. "Kami menerima laporan masyarakat, karena itu kami segera tindaklanjuti," kata Mas Ahmad Santosa menambahkan.
Siapa saja kelima belas tersebut? "Saya lupa namanya. Lagi pula kebanyakan tidak bermasalah," kata Denny.
Kelima belas tahanan itu, ujar Denny, keluar dengan tiga alasan. Tujuh karena dibon kepolisian. Mereka adalah tahanan kasus terorisme. Tujuh karena sakit, dan satu lagi cuti luar biasa.
Tujuh orang yang sakit itu dirawat di tiga rumah sakit. Lima di RS Polri Keramat Jati, satu di RS Pertamina, dan satu lagi di Abdi Waluyo.
Tahanan yang dirawat di Abdi Waluyo diketahui adalah Syahril Johan. Ini diketahui setelah Satgas melakukan sidak ke rumah sakit yang terletak di daerah Menteng.
Menurut dokter yang merawat Syahril, Yusuf Misbach, Syahril mengalami penjepitan saraf. Satgas belum mengetahui kapan Syahril akan keluar dari rumah sakit. "Itu tergantung perkembangan medis," kata Denny.
Kesimpulan sementara dari sidak ini, kelima belas tahanan keluar dengan memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut adalah adanya surat keterangan dokter poliklinik lapas, surat izin Kalapas, serta pengawalan.
Dalam kasus Syahril Djohan, Mas Ahmad Santosa mengatakan, pengawalan terhadap Syahril tetap ada. "Dia dikawal satu orang dari Lapas," kata Mas Ahmad.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar